KEGIATAN PITULASAN REMAJA

Senin, 15 Maret 2021

CERITAKU 2

 

Masa Sekolah 2 Dunia Baru

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

            Kali ini aku mulai masuk tahun ajaran baru, tempat baru, suasana baru, lingkungan baru, teman-teman baru dan banyak hal baru. Pagi itu aku sengaja berangkat lebih awal karena aku harus mencari ruang kelasku yang baru di sekolah yang baru. Sesampainya di sekolah baru itu, aku bertemu teman masa SD ku dan kita bersama-sama mencari kelas. Tiap kelas terdapat daftar nama siswa baru yang tertempel dijendela. Aku mengamati satu persatu nama yang ada didaftar. Tiap kelas yang terdapat daftar nama aku lihat, hingga temanku tadi memanggilku bahwa namaku terdaftar di ruang kelas 1A satu kelas dengan dia. Temanku buru-buru masuk sedangkan aku masih mengamati siapa saja yang ada didaftar itu. Selesai mengamati dan mengetahui kalau ada beberapa teman semasa SD ku didaftar itu, akupun hendak melangkah kearah pintu ruang kelas 1A itu. Saat menengok dan melihat kearah pintu ruang kelas, kuhentikan lsngkshku saat tahu ada gadis cantik yang sedang berdiri bersandar di 8pintu ruang kelas itu. Siapakah gerangan dia, sosok cantik menawan yang membuatku berhenti melangkah dan diam tanpa kata hanya mampu memandanginya di kejauhan. Akupun gugup dan bingung harus bagaimana, jantungku berdetak cepat seakan mau pingsan. Sesaat kemudian aku terkejut dan kaget disaat bel tanda masuk sekolah berbunyi. Gadis itu masuk keruang kelas dan akupun normal kembali dan melanjutkan langkahku untuk masuk ke ruang kelas yang sama dengan sang gadis.

            Di dalam ruang kelas, temanku tadi memanggilku dan mengajaku untuk duduk sebangku denganya. Serasa doa yang terkabulkan, aku terhenti dengan tatapan tak percaya. Bangku temanku tepat berada dibelakang bangku gadis yang kulihat tadi. Bahkan tempat duduku tepat dibelakangnya. Aku berjalan perlahan sambil meliriknya ketika melewati bangkunya. Dia hanya diam dan sibuk membuka buku-bukunya yang baru dan masih kosong. Aku duduk dan sedikit mendengar apa yang dibicarakan temanku, karena aku sedang berfikir bagaimana caranya mendekati gadis ini. Sehari, dua hari aku masih menahan dan masih berfikir cara mendekatinya. Akhirnya aku menemukan caranya, aku candain teman sebangku sang gadis untuk mendapatkan perhatianya. Akupun mulai dekat dengan teman sebangkunya dan sudah mulai bisa akrab dengan teman sebangkunya, tinggal menunggu waktu untuk dekat dengan sang gadis. Dari yang hanya meminjam buku sang gadis, memberi sedikit bantuan kepadanya dan lambat laun aku dan diapun semakin dekat dan akrab. Selang beberapa hari, kita mempunyai sebutan masing-masing untuk kita berdua.

            Benar-benar serasa mimpi yang menjadi nyata. Aku dan sang gadis bisa dekat walau harus memakai jurus-jurus modus dan klasik. Kita masuk dua ekskul yang sama, jadi lebih sering bertemu dan bercanda. Tapi teman sebangkunya selalu ada disisinya, otomatis gak mungkin ada kesempatan untuk berdua. Tiap pagipun aku selalu usahakan datang kesekolah lebih awal dari yang lain. Namun sayang, yang awalnya aku pikir bisa berdua ternyata tiap pagi kelas juga sudah ada beberapa murid yang datang awal juga. Hal itu tak menghentikanku untuk dekat dan bercanda dengan dia walau tanpa bincang-bincang yang serius denganya. Hampir tiap hari aku selalu mencandain dia, mengerjakan PR bersama dikelas. Bahkan kadangkala bukunya aku pinjam untuk aku bawa pulang. Dari pinjam buku itulah baru aku tahu namanya. Iya benar dari bukunya yang diberi namanya baru aku tahu namanya, karena sejak pertama bertemu kita tidak pernah berkenalan. Teman-teman yang lainpun tak pernah aku dengar menyebut namanya meski saat bersama, jadi dari awal itu pertemanan kami mengalir begitu saja tanpa tahu nama masing-masing dan hanya memanggil dengan sebutan yang tiba-tiba terucap waktu itu. Tak berlangsung lama pertemanan kami berjalan hingga hari itu tiba.

            Tak pernah terbayangkan sekalipun dibenaku, hari itu aku coba mencandai dia seperti biasa. Dengan wajah marah dan seakan memberi tanda tidak suka aku candain, dia hanya diam melihatku tanpa ada sedikitpun kata keluar dari mulutnya. Aku coba candain dia lagi tapi dia malah menangis hingga salah satu temanku mendekat dan bilang kepadaku untuk tidak lagi menganggu sang gadis. Aku hanya bisa mengiyakan hal itu karena aku lihat sang gadis memang sudah tidak mau lagi berteman denganku. Aku kembali duduk dibangkuku dan kemudian pindah kebangku yang lain agar jauh dari sang gadis. Sejak hari itu, aku sudah tidak lagi bisa berkomunikasi dengan sang gadis. Berulang kali aku ajak komunikasi kembali selalu gagal. Tiap aku dekat dia menjauh menghindariku, tiap ada aku disuatu tempat dia lebih memilih pergi ke tempat lain. Dan tiap pagi dia selalu pergi kekelas lain hingga bel tanda masuk berbunyi dia baru kembali ke kelasnya. Aku merasa kehilangan, merasa terbuang dan merasa tidak berguna lagi. Aku yakinkan diriku suatu saat nanti kita pasti bisa komunikasi dan berteman lagi. Entah apa salahku dan apa yang dia rasa aku tak tahu dan aku tak bisa mencari tahu.

            Tak terasa setahun berlalu, kini aku sudah kelas 2 SMP. Aku masih tidak pernah komunikasi dengan gadis dan kita berpisah kelas. Sudah tradisi, kalau menginjak kelas 2 murid ditiap kelas akan diacak dan dimasukan ke kelas yang lain. Aku pindah kelas 2B, sedangkan temanku sebangku waktu dikelas 1A pindah di kelas 2D. Di kelas 2 ini aku bertemu teman-teman yang baru lagi yang dulu beda kelas. Di kelas 2 ini pula aku menemukan seorang gadis yang menawanku. Namun kali ini aku hanya berjalan biasa saja tanpa mau mendekati ataupun berteman khusus dengan siapapun di kelas ini. Tak lama di kelas baru ini, temanku yang dulu adik kelas waktu SD ada beberapa juga yang jadi adik kelasku di sekolah ini. Mereka sekarang kelas 1, satu sekolahan denganku. Dan aku lebih sering bermain bersama mereka saat istirahat dan berangkat bersama mereka. Tak lagi aku datang lebih awal seperti waktu kelas 1 dulu. Kebersamaan inilah yang membuat aku membolos, bukan salah mereka aku membolos karena memang aku perlu teman membolos. Aku mulai belajar membuat surat izin palsu agar bisa membolos sekolah dengan aman, tanpa dapat sanksi dari sekolah dan aman dari kena marah orang tua. Sekali, dua kali berhasil melakukan aksi palsu surat izin aku jadi sering membolos sekolah. Mungkin di kelas 2 inilah masa-masa nakalku di waktu SMP. Tak berapa lama aksiku ketahuan pihak sekolah dan kena sanksi dari sekolah. Tapi hal itu tak menyurutkanku untuk berhenti membolos. Bebrapa temanku sekelas dan seangkatan kelas 2 juga sering mengajak membolos bahkan cabut dari sekolah. Yang kita lakukan saat membolos paling pergi ketempat wisata kalau enggak paling hanya kumpul dirumah salah satu teman yang ditinggal aktifitas orang tuanya keluar rumah. Walau sering membolos, tugas dan hukuman tetap aku jalani guna menghindari sanksi paling berat dari sekolah. Yaitu sanksi tinggal kelas karena nilai buruk atau dikeluarkan karena kelakuan yang sudah tidak bisa dianulir oleh pihak sekolah. Syukur alhamdulillah, nilaiku tetap stabil dan tetap naik kelas ketika akhir test kenaikan kelas. Akupun berhasil naik kelas walau tanpa ranking dengan nilai rata-rata yang cukup. Hahahaha, memang belum bisa mendapatkan nilai baik setidaknya membantu orang tua mengeluarkan biaya lebih jika aku tinggal kelas. Alhamdulillah

            Hari-hari mencekam dimulai. Iya sangat mencekam bagi seorang murid sepertiku menginjak kelas 3 SMP. Karena kelas 3 adalah masa-masa penentuan kelulusan. Tiap hari aku dibayng-bayangi akan ujian, ujian dan ujian. Oh ya, dikelas tiga ini aku kembali berkumpul dengan teman sekelas waktu kelas 1A dulu. Aku kembali sekelas dengan sang gadis. Aku lihat dia sudah berubah dan berbeda dibanding waktu kwlas 1 dulu. Dia lebih ceria dan lebih mudah bergaul dengan siapa saja. Namun ada hal yang masih sama dari dia, dia masih menutup komunikasi denganku dan masih menghindar dariku. Its ok ndak masalah dan tak merugikan siapapun jadi aku ikuti alurnya yang tidak mau berkomunikasi denganku dan akupun juga menghindari komunikasi dan berkumpul denganya. Tiap istirahat aku lebih memilih berkumpul dikelas lain dan kumpul dengan gadis-gadis di kelas lain. Terkadang masuk ke ruang adik kelas juga hanya untuk berkumpul dengan gadis-gadis adik kelas. Saking seringnya aku kumpul dengan gadis di kelas lain, membuatku dapat ancaman dari seorang teman pria dari kelas lain. Dia mengajaku ke belakang kelas dan mengancam akan memukulku jika masih mengganggu gadis yang disukainya. Salah satu gadis di kelas lain yang sering aku temui ketika istirahat. Akupun juga diminta teman-teman cewek dari kelas lain untuk sementara waktu agar aku tidak masuk ke kelasnya karena ada yang mengancamku. Oh sungguh mengerikan......!!!!!!! Bukan aku namanya jika aku nyerah begitu saja. Aku bilang ke teman-teman cewek, kenapa harus nurut sama dia. Siapa dia berani mengatur dan mengancam seseorang, akupun tanya ke teman-teman cewek apa ada salah satu dari temen-temen yang menjadi pacarnya. Ternyata satupun tidak ada yang menjadi pacarnya, lantas buat apa menurutinya. Akupun tetap seperti biasa kumpul dan nongkrong dengan mereka.

            Detik-detik menegangkan tiba, mulai dari banyak latihan test, buku-buku latihan ujian yang menumpuk hingga harus banyak-banyak pinjam buku pengetahuan di perpustakaan. Semua aku hadapi dengan berusaha tenang walau aslinya was-was dalam hati. Aku mulai serius belajar seperti teman yang lainya. Jarang main dan kumpul dikelas lain apalagi bolos sudah tidak lagi, kecuali jika memang harus ke kelas lain dan sakit. Ujian tertulis dimulai dengan soal-soal yang bagiku sulit aku kerjakan. Berbagai macam cara dilakukan agar bisa mengerjakan soal ujian. Ada temanku yang menulis berbagai jawaban soal di kertas yang ditempel dipahanya, ada juga yang kertasnya ditempel mengelilingi pensilnya, juga ada yang menaruh duplikat kunci jawaban soal ujian di dalam lengan bajunya, trik dengan kode jari antar teman dan ada yang lebih ekstrim sepertiku. Aku merangkum semua hal-hal penting dari semua mata pelajaran yang akan digunakan untuk ujian di buku khusus lalu aku masukan ke laci sebelum waktu ujian dan aku gunakan untuk mencontek nantinya, istilahnya “ngepek”. Dari semua kejadian atau kecurangan kami selalu berhasil, entah yang mengawasi memang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu yang penting kami aman dan lancar mengerjakan soal. Ujian berikutnya mendengarkan, jadi kami mendengarkan soal yang keluar dari speaker dan mencari jawabannya juga dari pilihan yang diucapkan melalui speaker. Soal dan pilihan jawaban hanya dibunyikan dua kali, jadi dua kali terlewat atau tidak paham matilah kita. Untung ada beberapa teman yang  fokus mendengarkan suara dari speaker, namun kesulitanya bagaimana bisa mereka memberitahu kami maksud soalnya. Kejadian itu terjadi waktu ujian Bahasa Asing, benar-benar kita semua harus fokus mendengarkan apa yang keluar dari speaker. Jika tidak mendengar atau terdengar jelas, maka kami hanya mengandalkan peruntungan dari teman yang lain agar terisi jawaban dari soal ujian. Beberapa ujian mata pelajaran telah terlaksana dan tinggal beberapa ujian yang harus dilakukan dengan praktek langsung didepan guru penilai.

            Salah satu ujian praktek yang sangat susah bagi kami para siswa adalah ujian praktek mata pelajaran kesenian. Karena kita para siswa harus tampil didepan guru penilai dan yang paling berkesan adalah ketika kelompoku membuat sebuah drama dimana kelompok lain sebagian besar menampilkan seni tari, seni musik, grup vocal. Beberapa hari sebelum hari  h ujian berlangsung, kami diberi waktu untuk latihan. Aku dan kelompoku mulai berlatih, salah satunya menggunakan rumahku untuk latihan drama. Judul yang kita pakai adalah “anti narkoba”, dan mulailah kita berbagi peran. Mulanya aku dan kelompok mencari dan mencocokan peran sesuai karakter masing-masing. Ada yang berperan sebagai pemakai, pengedar, siswa biasa, polisi dan guru. Pembuatan dialog dan naskah sesuai peranya serta adegan. Semua anggota kelompok menjadi sutradaranya, karena semua memberikan andil setiap dialog dan adegan yang akan ditampilkan. Karena drama kita nantinya lipsing, jadi setelah naskah selesai dibuat kita harus lakukan recording dahulu sebelum ditampilkan. Selesai recording, kita masih harus memperagakan setiap adegan sesuai hasil rekaman tadi. Kami lakukan berulang-ulang sampai hafal adegan yang akan kita peragakan nantinya. Cukup mudah karena kita tidak perlu menghafal dialog yang akan kita tampilkan nanti, sebab sudah kita rekam di pita kaset. Setelah semuanya selesai baru kita beri musik latar yang cocok sesuai adegan.

            Hari pelaksanaan ujian praktek mata pelajaran kesenian, bel tanda dimulainya ujian berbunyi. Setelah beberapa kelompok tampil, kini saatnya kelompok kami tampil didepan guru penilai. Drama dibuka dengan musik pembuka lalu satu persatu siswa masuk dan berperan sesuai peranya masing-masing. Adegan demi adegan ditampilkan sesuai saat latihan dan ada beberapa adegan yang kami tirukan dari kejadian nyata dikelas, seperti saat salah seorang temanku dimarahi guru karena membaca komik didalam kelas, aku yang pernah disuruh menyapu satu ruang kelas karena telah bikin kotor dengan banyak potongan kertas dan ada peran guru yang menirukan gaya salah seorang guru kami. Drama berakhir dengan sempurna dan sangat memuaskan. Padahal dari kami semua tidak ada satupun yang pernah melakukan hal itu semua, entah seni peran, membuat naskah atau rekaman. Kami semua benar-benar berimprovisasi dan melakukan semampunya, sebisanya dan dengan alat seadanya waktu itu. Dan benar saja, berkat kerja keras kita semua akhirnya usaha kami tidak sia-sia dan terbayarkan lunas. Kami semua mendapatkan nilai yang sempurna untuk ujian praktek kesenian ini. Kami semua merasa bahagia dan bangga, benar-benar sebuah hal yang tak pernah kami perkirakan sebelumnya. Karena pada dasarnya kami hanya ingin membuat sesuatu yang berbeda saja dan kami berhasil..!!!!

            Sesuatu yang harusnya tak terjadi tapi terjadi juga. Memasuki masa tenang, dimana semua siswa kelas tiga yang telah menyelesaikan ujian menunggu pengumuman hasil penilaian. Jadi kami semua siswa kelas tiga datang kesekolah hanya menunggu tanpa melakukan kegiatan belajar mengajar. Ada yang harus remidi atau mengulang ujian dengan jadwal yang sudah ditentukan. Ada juga dan sebagian besar datang ke sekolah sekedar main dengan yang lain sambil menunggu pengumuman dari guru. Suatu ketika saat pulang sekolah ada temen cewek adik kelasku meminta aku untuk menemaninya pulang dan mencari teman dekatnya. Aku temani dia dan membantu mencari ke tempat biasa nongkrong tapi tidak ketemu. Dan aku meminta dia untuk pulang dan mencari lagi keesokan harinya. Keesokan harinya disekolahku, ada teman semasa SD ku yang datang ke sekolahku sedangkan dia sebenarnya bersekolah ditempat lain dan beda sekolah denganku datang mencari aku. Aku temui dia dibelakang sekolah, ternyata dia bersama teman-temanya. Dan saat aku hampiri, tiba-tiba salah seorang temanya memukulku akupun tak sempat menghindar atau menangkis pukulannya. Masih sabar aku dan aku bentak temanku saat itu juga. Aku suruh temanya yang lain tidak ikut campur, temanku mulai bicara perlahan disaksikan temanya yang lain. Ternyata hari itu dia salah paham, dia pikir aku merebut pacarnya yang tidak lain dan tidak bukan adalah yang kemarin aku antar pulang. Dan yang dianggap teman dekat cewek yang aku antar kemarin adalah pacarnya yang juga adalah temanku sendiri. Aku jelaskan dan aku minta klarifikasi dari pacarnya tentang kejadian kemarin siang itu. Temanku bisa memahami dan akhirnya meminta maaf. Yah tapi gimana ini bos, sudah kena pukul?!, ya aku yakin saja yang memukulku pasti dapat balasan entah darimana, yang pasti jika aku balas maslah gak akan pernah selesai. Takut ya.......? kalau itu pasti. Wkwkwkwkwkwkwkwkwk

            Ada beberapa siswa yang tidak lulus, sungguh menyedihkan mungkin tapi apa mau dikata semua sudah terjadi tak bisa diulang lagi. Dan bagi kami yang lulus, waktunya berpusing ria mencari sekolah lanjutan yang sesuai dengan hasil nilai ujian kita. Untuk aku yang nilai ujiannya sedang-sedang saja agk susah cari sekolah lanjutan. Tapi dalam pikiranku satu, aku harus sekolah diluar kota, yang pertama agar bisa main ke Mall, dan yang utama aku bisa kenal cewek baru diluar kota nantinya. Tak peduli sekolah negeri atau swasta yang penting dapat cewek baru yang tak sekota denganku dan yang tak pernah satu sekolah denganku. Selamat perpisahan dan sampai jumpa sekolah baru.............


bersambung lagi........

Jumat, 05 Maret 2021

CERITAKU

 

CERITAKU

 

Bagian 1

Masa Sekolah : Pengenalan

Sekolah Dasar

            Aku masuk sekolah dasar di usia 5 tahun tanpa melewati masa TK. Aku merupakan anak yang bandel dan nakal bagi keluarga. Sejak kelas 1 SD sudah sering tidak masuk atau bolos sekolah karena malu. Malu karena sering BAB dicelana, hehehe iya BAB dicelana saat berangkat sekolah. Ya mungkin karena takut atau apa waktu itu hingga aku sering BAB dicelana saat berangkat sekolah. Alhamdulillah hal itu hanya terjadi saat kelas 1 SD dan tidak berlanjut dikelas 2 dan seterusnya, masalah kecil mungkin tapi memalukan. Hehehe maklumi saja masih anak-anak. Kelas 2, 3, dan 4 alhamdulilah berjalan lancar walau tidak pernah dapat peringkat kelas, paling tidak aku tidak pernah tinggal kelas.

            Namun ketika kelas 4 SD aku sudah melakukan hal yang ekstrim bagi seorang anak seusia itu. Suatu kenakalan yang terlampau parah bagi seorang anak kecil yang bisa merusak mental masa depannya. Korupsi, itulah kenakalanku waktu kelas 4 SD itu. Waktu itu aku sudah mulai korupsi uang untuk pembayaran buku soal latihan. Uang dari orang tua yang harusnya digunakan untuk pembayran buku, aku gunakan untuk jajan. Mungkin karena effect iri sama uang saku kakaku yang lebih banyak, aku jadi melakukan hal itu. Korupsi aku lakukan tidak berlangsung lama karena ketahuan sama orang tua saat ada tagihan dari pihak sekolah tentang buku soal latihan dengan jumlah yang lumayan banyak belum terbayar. Dari situ pun aku berhenti korupsi uang buku lagi.

            Menginjak kelas 5 SD aku merasa mulai banyak beban, ketika itu sudah mulai banyak informasi soal nanti persiapan masuk kelas 6 jika naik. Entah apa yang ada dipikiranku, di kelas 5 itulah aku mulai mencuri uang ibuku. Memang jumlahnya kecil dan hanya beberapa kali saja aku melakukan itu, tapi akibatnya sangat fatal dan sangat merusak masa kecilku. Imbasnya adalah ketika aku mulai kelas 6 SD. Dan inilah klimaks kenakalanku dimasa kanak-kanak.

            Mungkin waktu di kelas 5 SD hingga beberapa bulan masuk kelas 6 SD, aksiku mencuri uang ibuku dan saudaraku tidak pernah ketahuan. Dan aku berfikir bukannya tidak ketahuan, tapi ibu dan seluruh keluargaku percaya bahwa aku bukan pelakunya atas kejadian kehilangan uang yang menimpa keluargaku. Aku masih berfikir aman dan melanjutkan aksi pencurian itu. Yang tadinya beberapa ribu, lambat laun berani mencuri hingga puluhan ribu. Jumlah pencurian yang cukup besar bagi seorang anak masa itu. Tapi pencurian dalam jumlah berapapun tetaplah mencuri dan suatu tindakan yang salah dan tidak bisa dibenarkan.

            Tak lama aksiku mencuripun ketahuan keluargaku, aku disidang, dihajar dan terintimidasi. Sudah tidak ada lagi kepercayaan dari keluarga terhadapku. Apapun tindakanku , apapun itu tidak ada lagi alasan dan pasti dihajar oleh bapaku dan kakak pertamaku. Mentalku terganggu dan berfikir sudah tidak ada lagi yang membelaku dan menjadi tempatku bersandar juga mengadu. Banyak teman dan tetanggaku mendengarnya jika aku ini pencuri, hingga banyak orang yang menaruh waspada terhadapku jika ada aku. Untuk diketahui, aku mencuri hanya milik keluargaku dan tidak pernah bahkan tidak berani mencuri milik orang lain walau orang lain itu masih saudara sepupu atau se kakek nenek. Murni aku mencuri hanya milik saudara sekandungku. Tapi mau bagaimana lagi, title pencuri sudah nempel didahiku.

            Sekolahku berantakan, saat ditinggal bapak ibuku pergi selama 2 hari aku milih membolos sekolah walau disekolah sedang ada latihan untuk persiapan ujian. Ketika bapak ibuku kembali akupun berangkat sekolah lagi dan mendapat hukuman dari sekolah untuk menulis satu buku penuh, kalimat “aku tidak akan membolos lagi” diulang-ulang sampai buku tulis penuh. Bapak ibuku menjadi tahu kalau aku membolos karena hukumanku itu dan murka sampai aku dihajar lagi. Beberapa kali tiap sampai sekolah pasti aku dalam keadaan menangis, karena aku dihajar saat akan berangkat sekolah. Mentalku semakin terganggu namun tidak ada yang bisa aku lakukan. Akhirnya seringkali aku cabut dari sekolah. Tiap diantar ke sekolah, sampai sekolah beberapa menit aku keluar lagi dan mencari tempat sekedar untuk menghibur diri dan menenangkan hati. Seringkali aku pergi ke sungai, ke perkebunan di lereng bukit dan ke tempat permainan atau dingdong. Sudah tidak peduli lagi ketahuan mencuri atau tidak yang penting punya bekal buat nanti bolos sekolah. Hingga pernah aku beberapa kali pergi dari rumah dan tidak pulang tanpa pamit. Dan balik lagi kerumah, ya karena uang saku hasil mencuri sudah habis. Hehehe....... ya karena aku menghindari mencuri punya orang lain selain punya keluarga, disamping aku tidak ada masalah sama orang lain akibatnya pasti lebih mengerikan. Semoga tidak terulang dan jangan sampai mengulang juga semoga tidak ada orang atau anak yang sepertiku. Na’udzubillahimin dzalik.

            Akhirnya kelas 6 SD aku harus tinggal kelas dan mengulang kelas 6 akibat kelakuanku yang sering bolos sekolah dan tidak pernah mau mengerjakan hukuman akibat sering tidak mengerjakan tugas-tugas sekolah. Yang awalnya sok sokan ingin memberi pelajaran ke orang tua, aku sendiri juga yang kena. Hahahaha...... alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk mengulang. Di kelas 6 tahun kedua ini aku mulai merubah mindsetku. Mencoba untuk tidak peduli lagi hal-hal yang merugikanku. Mulai berfikir bagaimana caranya yang penting bisa lulus sekolah, gak peduli nilai berapa dan dapat peringkat kelas atau tidak, yang penting lulus. Banyak bulian dan omongan tentang masa laluku, aku cuek dan tidak peduli lagi. Banyak yang bilang soal aku adalah pencuri uang, aku juga tidak peduli lagi. Dari situ alhamdulillah aku bisa berhenti mencuri lagi, sekolahpun lancar dan lulus dengan nilai yang tidak memalukan walau tidak dapat peringkat kelas. Karena bagiku kecerdasan seseorang bukanlah soal nilai, tapi bagaimana aku bisa berkreasi dengan apapun walau hanya aku yang tahu. Jika hasil kreatifitas itu bermanfaat bagiku, itu adalah kesuksesan dan jika bermanfaat bagi orang lain juga, itu adalah bonus. Karena pasti Alloh tahu apapun yang kita lakukan walau tidak ada satu orangpun yang menilai.

“jangan berhenti berkreasi walau tiada orang yang mengakui” budi pe


BERSAMBUNG..............