Masa Sekolah 2 Dunia
Baru
Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama
Kali ini aku mulai masuk tahun ajaran baru, tempat baru,
suasana baru, lingkungan baru, teman-teman baru dan banyak hal baru. Pagi itu
aku sengaja berangkat lebih awal karena aku harus mencari ruang kelasku yang
baru di sekolah yang baru. Sesampainya di sekolah baru itu, aku bertemu teman
masa SD ku dan kita bersama-sama mencari kelas. Tiap kelas terdapat daftar nama
siswa baru yang tertempel dijendela. Aku mengamati satu persatu nama yang ada
didaftar. Tiap kelas yang terdapat daftar nama aku lihat, hingga temanku tadi
memanggilku bahwa namaku terdaftar di ruang kelas 1A satu kelas dengan dia.
Temanku buru-buru masuk sedangkan aku masih mengamati siapa saja yang ada
didaftar itu. Selesai mengamati dan mengetahui kalau ada beberapa teman semasa
SD ku didaftar itu, akupun hendak melangkah kearah pintu ruang kelas 1A itu.
Saat menengok dan melihat kearah pintu ruang kelas, kuhentikan lsngkshku saat
tahu ada gadis cantik yang sedang berdiri bersandar di 8pintu ruang kelas itu.
Siapakah gerangan dia, sosok cantik menawan yang membuatku berhenti melangkah
dan diam tanpa kata hanya mampu memandanginya di kejauhan. Akupun gugup dan
bingung harus bagaimana, jantungku berdetak cepat seakan mau pingsan. Sesaat
kemudian aku terkejut dan kaget disaat bel tanda masuk sekolah berbunyi. Gadis
itu masuk keruang kelas dan akupun normal kembali dan melanjutkan langkahku
untuk masuk ke ruang kelas yang sama dengan sang gadis.
Di dalam ruang kelas, temanku tadi memanggilku dan
mengajaku untuk duduk sebangku denganya. Serasa doa yang terkabulkan, aku
terhenti dengan tatapan tak percaya. Bangku temanku tepat berada dibelakang
bangku gadis yang kulihat tadi. Bahkan tempat duduku tepat dibelakangnya. Aku
berjalan perlahan sambil meliriknya ketika melewati bangkunya. Dia hanya diam
dan sibuk membuka buku-bukunya yang baru dan masih kosong. Aku duduk dan
sedikit mendengar apa yang dibicarakan temanku, karena aku sedang berfikir
bagaimana caranya mendekati gadis ini. Sehari, dua hari aku masih menahan dan
masih berfikir cara mendekatinya. Akhirnya aku menemukan caranya, aku candain
teman sebangku sang gadis untuk mendapatkan perhatianya. Akupun mulai dekat
dengan teman sebangkunya dan sudah mulai bisa akrab dengan teman sebangkunya,
tinggal menunggu waktu untuk dekat dengan sang gadis. Dari yang hanya meminjam
buku sang gadis, memberi sedikit bantuan kepadanya dan lambat laun aku dan
diapun semakin dekat dan akrab. Selang beberapa hari, kita mempunyai sebutan
masing-masing untuk kita berdua.
Benar-benar serasa mimpi yang menjadi nyata. Aku dan sang
gadis bisa dekat walau harus memakai jurus-jurus modus dan klasik. Kita masuk
dua ekskul yang sama, jadi lebih sering bertemu dan bercanda. Tapi teman
sebangkunya selalu ada disisinya, otomatis gak mungkin ada kesempatan untuk
berdua. Tiap pagipun aku selalu usahakan datang kesekolah lebih awal dari yang
lain. Namun sayang, yang awalnya aku pikir bisa berdua ternyata tiap pagi kelas
juga sudah ada beberapa murid yang datang awal juga. Hal itu tak menghentikanku
untuk dekat dan bercanda dengan dia walau tanpa bincang-bincang yang serius
denganya. Hampir tiap hari aku selalu mencandain dia, mengerjakan PR bersama
dikelas. Bahkan kadangkala bukunya aku pinjam untuk aku bawa pulang. Dari
pinjam buku itulah baru aku tahu namanya. Iya benar dari bukunya yang diberi
namanya baru aku tahu namanya, karena sejak pertama bertemu kita tidak pernah
berkenalan. Teman-teman yang lainpun tak pernah aku dengar menyebut namanya
meski saat bersama, jadi dari awal itu pertemanan kami mengalir begitu saja
tanpa tahu nama masing-masing dan hanya memanggil dengan sebutan yang tiba-tiba
terucap waktu itu. Tak berlangsung lama pertemanan kami berjalan hingga hari
itu tiba.
Tak pernah terbayangkan sekalipun dibenaku, hari itu aku
coba mencandai dia seperti biasa. Dengan wajah marah dan seakan memberi tanda
tidak suka aku candain, dia hanya diam melihatku tanpa ada sedikitpun kata
keluar dari mulutnya. Aku coba candain dia lagi tapi dia malah menangis hingga
salah satu temanku mendekat dan bilang kepadaku untuk tidak lagi menganggu sang
gadis. Aku hanya bisa mengiyakan hal itu karena aku lihat sang gadis memang
sudah tidak mau lagi berteman denganku. Aku kembali duduk dibangkuku dan
kemudian pindah kebangku yang lain agar jauh dari sang gadis. Sejak hari itu,
aku sudah tidak lagi bisa berkomunikasi dengan sang gadis. Berulang kali aku
ajak komunikasi kembali selalu gagal. Tiap aku dekat dia menjauh menghindariku,
tiap ada aku disuatu tempat dia lebih memilih pergi ke tempat lain. Dan tiap
pagi dia selalu pergi kekelas lain hingga bel tanda masuk berbunyi dia baru
kembali ke kelasnya. Aku merasa kehilangan, merasa terbuang dan merasa tidak
berguna lagi. Aku yakinkan diriku suatu saat nanti kita pasti bisa komunikasi
dan berteman lagi. Entah apa salahku dan apa yang dia rasa aku tak tahu dan aku
tak bisa mencari tahu.
Tak terasa setahun berlalu, kini aku sudah kelas 2 SMP.
Aku masih tidak pernah komunikasi dengan gadis dan kita berpisah kelas. Sudah
tradisi, kalau menginjak kelas 2 murid ditiap kelas akan diacak dan dimasukan
ke kelas yang lain. Aku pindah kelas 2B, sedangkan temanku sebangku waktu
dikelas 1A pindah di kelas 2D. Di kelas 2 ini aku bertemu teman-teman yang baru
lagi yang dulu beda kelas. Di kelas 2 ini pula aku menemukan seorang gadis yang
menawanku. Namun kali ini aku hanya berjalan biasa saja tanpa mau mendekati
ataupun berteman khusus dengan siapapun di kelas ini. Tak lama di kelas baru
ini, temanku yang dulu adik kelas waktu SD ada beberapa juga yang jadi adik
kelasku di sekolah ini. Mereka sekarang kelas 1, satu sekolahan denganku. Dan
aku lebih sering bermain bersama mereka saat istirahat dan berangkat bersama
mereka. Tak lagi aku datang lebih awal seperti waktu kelas 1 dulu. Kebersamaan
inilah yang membuat aku membolos, bukan salah mereka aku membolos karena memang
aku perlu teman membolos. Aku mulai belajar membuat surat izin palsu agar bisa
membolos sekolah dengan aman, tanpa dapat sanksi dari sekolah dan aman dari
kena marah orang tua. Sekali, dua kali berhasil melakukan aksi palsu surat izin
aku jadi sering membolos sekolah. Mungkin di kelas 2 inilah masa-masa nakalku
di waktu SMP. Tak berapa lama aksiku ketahuan pihak sekolah dan kena sanksi
dari sekolah. Tapi hal itu tak menyurutkanku untuk berhenti membolos. Bebrapa
temanku sekelas dan seangkatan kelas 2 juga sering mengajak membolos bahkan
cabut dari sekolah. Yang kita lakukan saat membolos paling pergi ketempat
wisata kalau enggak paling hanya kumpul dirumah salah satu teman yang ditinggal
aktifitas orang tuanya keluar rumah. Walau sering membolos, tugas dan hukuman
tetap aku jalani guna menghindari sanksi paling berat dari sekolah. Yaitu
sanksi tinggal kelas karena nilai buruk atau dikeluarkan karena kelakuan yang
sudah tidak bisa dianulir oleh pihak sekolah. Syukur alhamdulillah, nilaiku
tetap stabil dan tetap naik kelas ketika akhir test kenaikan kelas. Akupun
berhasil naik kelas walau tanpa ranking dengan nilai rata-rata yang cukup.
Hahahaha, memang belum bisa mendapatkan nilai baik setidaknya membantu orang
tua mengeluarkan biaya lebih jika aku tinggal kelas. Alhamdulillah
Hari-hari mencekam dimulai. Iya sangat mencekam bagi
seorang murid sepertiku menginjak kelas 3 SMP. Karena kelas 3 adalah masa-masa
penentuan kelulusan. Tiap hari aku dibayng-bayangi akan ujian, ujian dan ujian.
Oh ya, dikelas tiga ini aku kembali berkumpul dengan teman sekelas waktu kelas
1A dulu. Aku kembali sekelas dengan sang gadis. Aku lihat dia sudah berubah dan
berbeda dibanding waktu kwlas 1 dulu. Dia lebih ceria dan lebih mudah bergaul
dengan siapa saja. Namun ada hal yang masih sama dari dia, dia masih menutup
komunikasi denganku dan masih menghindar dariku. Its ok ndak masalah dan tak
merugikan siapapun jadi aku ikuti alurnya yang tidak mau berkomunikasi denganku
dan akupun juga menghindari komunikasi dan berkumpul denganya. Tiap istirahat
aku lebih memilih berkumpul dikelas lain dan kumpul dengan gadis-gadis di kelas
lain. Terkadang masuk ke ruang adik kelas juga hanya untuk berkumpul dengan
gadis-gadis adik kelas. Saking seringnya aku kumpul dengan gadis di kelas lain,
membuatku dapat ancaman dari seorang teman pria dari kelas lain. Dia mengajaku
ke belakang kelas dan mengancam akan memukulku jika masih mengganggu gadis yang
disukainya. Salah satu gadis di kelas lain yang sering aku temui ketika
istirahat. Akupun juga diminta teman-teman cewek dari kelas lain untuk
sementara waktu agar aku tidak masuk ke kelasnya karena ada yang mengancamku.
Oh sungguh mengerikan......!!!!!!! Bukan aku namanya jika aku nyerah begitu
saja. Aku bilang ke teman-teman cewek, kenapa harus nurut sama dia. Siapa dia
berani mengatur dan mengancam seseorang, akupun tanya ke teman-teman cewek apa
ada salah satu dari temen-temen yang menjadi pacarnya. Ternyata satupun tidak
ada yang menjadi pacarnya, lantas buat apa menurutinya. Akupun tetap seperti
biasa kumpul dan nongkrong dengan mereka.
Detik-detik menegangkan tiba, mulai dari banyak latihan
test, buku-buku latihan ujian yang menumpuk hingga harus banyak-banyak pinjam
buku pengetahuan di perpustakaan. Semua aku hadapi dengan berusaha tenang walau
aslinya was-was dalam hati. Aku mulai serius belajar seperti teman yang lainya.
Jarang main dan kumpul dikelas lain apalagi bolos sudah tidak lagi, kecuali
jika memang harus ke kelas lain dan sakit. Ujian tertulis dimulai dengan
soal-soal yang bagiku sulit aku kerjakan. Berbagai macam cara dilakukan agar
bisa mengerjakan soal ujian. Ada temanku yang menulis berbagai jawaban soal di
kertas yang ditempel dipahanya, ada juga yang kertasnya ditempel mengelilingi
pensilnya, juga ada yang menaruh duplikat kunci jawaban soal ujian di dalam
lengan bajunya, trik dengan kode jari antar teman dan ada yang lebih ekstrim
sepertiku. Aku merangkum semua hal-hal penting dari semua mata pelajaran yang
akan digunakan untuk ujian di buku khusus lalu aku masukan ke laci sebelum
waktu ujian dan aku gunakan untuk mencontek nantinya, istilahnya “ngepek”. Dari
semua kejadian atau kecurangan kami selalu berhasil, entah yang mengawasi
memang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu yang penting kami aman dan lancar
mengerjakan soal. Ujian berikutnya mendengarkan, jadi kami mendengarkan soal
yang keluar dari speaker dan mencari jawabannya juga dari pilihan yang
diucapkan melalui speaker. Soal dan pilihan jawaban hanya dibunyikan dua kali,
jadi dua kali terlewat atau tidak paham matilah kita. Untung ada beberapa teman
yang fokus mendengarkan suara dari
speaker, namun kesulitanya bagaimana bisa mereka memberitahu kami maksud
soalnya. Kejadian itu terjadi waktu ujian Bahasa Asing, benar-benar kita semua
harus fokus mendengarkan apa yang keluar dari speaker. Jika tidak mendengar
atau terdengar jelas, maka kami hanya mengandalkan peruntungan dari teman yang
lain agar terisi jawaban dari soal ujian. Beberapa ujian mata pelajaran telah
terlaksana dan tinggal beberapa ujian yang harus dilakukan dengan praktek
langsung didepan guru penilai.
Salah satu ujian praktek yang sangat susah bagi kami para
siswa adalah ujian praktek mata pelajaran kesenian. Karena kita para siswa
harus tampil didepan guru penilai dan yang paling berkesan adalah ketika
kelompoku membuat sebuah drama dimana kelompok lain sebagian besar menampilkan seni
tari, seni musik, grup vocal. Beberapa hari sebelum hari h ujian berlangsung, kami diberi waktu untuk
latihan. Aku dan kelompoku mulai berlatih, salah satunya menggunakan rumahku
untuk latihan drama. Judul yang kita pakai adalah “anti narkoba”, dan mulailah
kita berbagi peran. Mulanya aku dan kelompok mencari dan mencocokan peran
sesuai karakter masing-masing. Ada yang berperan sebagai pemakai, pengedar,
siswa biasa, polisi dan guru. Pembuatan dialog dan naskah sesuai peranya serta
adegan. Semua anggota kelompok menjadi sutradaranya, karena semua memberikan
andil setiap dialog dan adegan yang akan ditampilkan. Karena drama kita
nantinya lipsing, jadi setelah naskah selesai dibuat kita harus lakukan
recording dahulu sebelum ditampilkan. Selesai recording, kita masih harus
memperagakan setiap adegan sesuai hasil rekaman tadi. Kami lakukan
berulang-ulang sampai hafal adegan yang akan kita peragakan nantinya. Cukup
mudah karena kita tidak perlu menghafal dialog yang akan kita tampilkan nanti,
sebab sudah kita rekam di pita kaset. Setelah semuanya selesai baru kita beri
musik latar yang cocok sesuai adegan.
Hari pelaksanaan ujian praktek mata pelajaran kesenian,
bel tanda dimulainya ujian berbunyi. Setelah beberapa kelompok tampil, kini
saatnya kelompok kami tampil didepan guru penilai. Drama dibuka dengan musik
pembuka lalu satu persatu siswa masuk dan berperan sesuai peranya masing-masing.
Adegan demi adegan ditampilkan sesuai saat latihan dan ada beberapa adegan yang
kami tirukan dari kejadian nyata dikelas, seperti saat salah seorang temanku
dimarahi guru karena membaca komik didalam kelas, aku yang pernah disuruh
menyapu satu ruang kelas karena telah bikin kotor dengan banyak potongan kertas
dan ada peran guru yang menirukan gaya salah seorang guru kami. Drama berakhir
dengan sempurna dan sangat memuaskan. Padahal dari kami semua tidak ada satupun
yang pernah melakukan hal itu semua, entah seni peran, membuat naskah atau
rekaman. Kami semua benar-benar berimprovisasi dan melakukan semampunya,
sebisanya dan dengan alat seadanya waktu itu. Dan benar saja, berkat kerja
keras kita semua akhirnya usaha kami tidak sia-sia dan terbayarkan lunas. Kami
semua mendapatkan nilai yang sempurna untuk ujian praktek kesenian ini. Kami
semua merasa bahagia dan bangga, benar-benar sebuah hal yang tak pernah kami
perkirakan sebelumnya. Karena pada dasarnya kami hanya ingin membuat sesuatu
yang berbeda saja dan kami berhasil..!!!!
Sesuatu yang harusnya tak terjadi tapi terjadi juga.
Memasuki masa tenang, dimana semua siswa kelas tiga yang telah menyelesaikan
ujian menunggu pengumuman hasil penilaian. Jadi kami semua siswa kelas tiga
datang kesekolah hanya menunggu tanpa melakukan kegiatan belajar mengajar. Ada
yang harus remidi atau mengulang ujian dengan jadwal yang sudah ditentukan. Ada
juga dan sebagian besar datang ke sekolah sekedar main dengan yang lain sambil
menunggu pengumuman dari guru. Suatu ketika saat pulang sekolah ada temen cewek
adik kelasku meminta aku untuk menemaninya pulang dan mencari teman dekatnya.
Aku temani dia dan membantu mencari ke tempat biasa nongkrong tapi tidak
ketemu. Dan aku meminta dia untuk pulang dan mencari lagi keesokan harinya.
Keesokan harinya disekolahku, ada teman semasa SD ku yang datang ke sekolahku
sedangkan dia sebenarnya bersekolah ditempat lain dan beda sekolah denganku
datang mencari aku. Aku temui dia dibelakang sekolah, ternyata dia bersama
teman-temanya. Dan saat aku hampiri, tiba-tiba salah seorang temanya memukulku
akupun tak sempat menghindar atau menangkis pukulannya. Masih sabar aku dan aku
bentak temanku saat itu juga. Aku suruh temanya yang lain tidak ikut campur,
temanku mulai bicara perlahan disaksikan temanya yang lain. Ternyata hari itu
dia salah paham, dia pikir aku merebut pacarnya yang tidak lain dan tidak bukan
adalah yang kemarin aku antar pulang. Dan yang dianggap teman dekat cewek yang
aku antar kemarin adalah pacarnya yang juga adalah temanku sendiri. Aku
jelaskan dan aku minta klarifikasi dari pacarnya tentang kejadian kemarin siang
itu. Temanku bisa memahami dan akhirnya meminta maaf. Yah tapi gimana ini bos,
sudah kena pukul?!, ya aku yakin saja yang memukulku pasti dapat balasan entah
darimana, yang pasti jika aku balas maslah gak akan pernah selesai. Takut
ya.......? kalau itu pasti. Wkwkwkwkwkwkwkwkwk
Ada beberapa siswa yang tidak lulus, sungguh menyedihkan
mungkin tapi apa mau dikata semua sudah terjadi tak bisa diulang lagi. Dan bagi
kami yang lulus, waktunya berpusing ria mencari sekolah lanjutan yang sesuai
dengan hasil nilai ujian kita. Untuk aku yang nilai ujiannya sedang-sedang saja
agk susah cari sekolah lanjutan. Tapi dalam pikiranku satu, aku harus sekolah
diluar kota, yang pertama agar bisa main ke Mall, dan yang utama aku bisa kenal
cewek baru diluar kota nantinya. Tak peduli sekolah negeri atau swasta yang
penting dapat cewek baru yang tak sekota denganku dan yang tak pernah satu
sekolah denganku. Selamat perpisahan dan sampai jumpa sekolah baru.............
bersambung lagi........